Proyek Desa Milenium dan One Shot Stimulus
Salah satu permasalahan bangsa ini yang belum terselesaikan sampai sekarang adalah pemerataan kesejahteraan dan pembangunan.
Pemerintah sendiri dalam program Nawacitanya yang ketiga berkomitmen membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
Namun berbagai tantangan seperti luasnya wilayah Indonesia yang mencapai 5.193.250 km² dan merupakan Negara terluas ke-7 di dunia menyebabkan pemerataan belumbisa diwujudkan.
Menurut Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,dan Transmigrasi, di tahun 2015 ini masih tercatat 122 Kabupaten di Indonesia yang tergolong daerah tertinggal dengan jumlah desa tertinggal sebanyak 39.091 desa dari 74.093 jumlah desa di Indonesia atau sebesar 52,79 persen.
Hal ini menunjukkan perlunya ada pembenahan dan kebijakan ekstra dari pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut.
Tinjauan terhadap Sauri dan Proyek Desa Milenium
Desa milenium adalah proyek dari Earth Institute di Universitas Columbia. Proyek ini menggunakan pendekatan untuk mengakhiri kemiskinan yang ekstrem dengan cara memberikan stimulus untuk meningkatkan produktivitas dan menjaga keberlangsungan produksi untuk menunjang kemandirian penduduk dalam jangka panjang.
Salah satu lokasi dilaksanakannya proyek tersebutadalah Sauri, salah satu desa di Kenya, Afrika.
Sauri memiliki banyak permasalahan yang menyebabkan penduduknya kesulitan untuk lepas daripoverty trap.
Lahan yang tidak subur dan sempit, hanya 0,6 hektar per rumah tangga. Wabah penyakit malaria mengancam penduduknya, dengan malariaprevalence ratemencapai 50%.
Sekitar 80% penduduk Sauri hidup dengan penghasilan di bawah 1 dolar per harinya.
Hal ini menyebabkan penduduk Sauri secara fisik dan fasilitas yang ada tidak memadai untuk bekerja secara optimal dan memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.
Untuk membantu masyarakat Sauri keluar dari jerat kemiskinan, maka diberikan berbagai stimulus untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup.
Untuk menjaga penduduk dari wabah malaria, dibuatlah tirai penghalang nyamuk yang diletakkan di tempat tidur agar nyamuk penyebar wabah malaria tidak menyerang keluarga saat mereka tidur.
Sedangkan untuk meningkatkan produktivitas, penduduk Sauri diberikanpupuk, bibit dan alat-alat penunjang pertanian lainnya sekaligus edukasi mengenai cara bercocok tanam yang baik.
Berbagai kebijakan tersebut bisa disebut denganone-shot stimulus, karena stimulus ini hanya diberikan sekali dengan tujuan untuk memberikan masyarakat kemampuan untuk berproduksi, baik untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia dengan sarana penunjang hidup yang layak dan perlindungan dari penyakit serta dari sisi peralatan dan modal untuk meningkatkan produktivitas.
Selain itu, stimulus yang diberikan juga bisa segera digunakan oleh penduduk dan memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan hasil panen.
Setelah masyarakat mampu bekerja secara optimal dan menghasilkan lebih banyak dari sebelumnya, diharapkan masyarakat memiliki cukup penghasilan untuk memenuhi sendiri kebutuhan gizi dan alat-alat untuk berproduksi.
Dampak Proyek Desa Milenium
Proyek desa milenium berdampak besar terhadap kehidupan masyarakat Sauri. Rata-rata produksi jagung meningkat dari 1.9 ton menjadi 5 ton per hektar.
Selain itu juga dibentuk bank untuk menampung hasil produksi masyarakat dan menjualnya dengan harga yang baik.
Malariaprevalence ratemenurun dari 50% menjadi hanya 8%. Lebih dari 97% anak-anak berangkat ke sekolah dan mendapatkan makanan gratis yang berasal dari hasil panen para penduduksendiri untuk menjaga asupan gizinya sehingga mereka mampu menyerap pelajaran dengan baik.
Sekarang, masyarakat Sauri mampu berproduksi sendiri, dan sedikit demi sedikit secara mandiri, perekonomian di Sauri menjadi lebih baik.
Penerapan kebijakan One Shot Stimulus di IndonesiaJika melihat proyek Desa Milenium denganone-shot stimulusnya berhasil membawa Sauri secara mandiri lepas daripoverty trap, menunjukkan ada duahal dalam jangka pendek yang bisa dilakukan pemerintah untuk mendorong perekonomian di daerah tertinggal.
Yang pertama adalah menciptakan sumber daya manusianyaagar mampu bekerja secara optimal dengan cara memberikan berbagai insentif untuk menjaga nutrisi dan kesehatan masyarakat seperti pangan dan obat-obatan serta sarana pendukung lainnya seperti sanitasi danakses terhadap air bersih.
Pemerintah juga bisa memberikan edukasi dan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk menjaga optimalitas kerja dan meningkatkan produktivitas.
Yang kedua, pemerintah juga harus menyediakan peralatan dan fasilitas untuk meningkatkan produktivitas penduduk.
Dalam hal ini, bantuan bisa disesuaikan dengan karakter daerah masing-masing. Semisal daerah yang memiliki basis pertanian diberikan pupuk, bibit yang baik dan alat-alat pertanian yang memadai.
Sedangkan daerah yang memiliki orientasi kelautan dan perikanan diberikan kapal yang layak dan bahan bakar yang cukup.
Tujuan stimulus ini agar masyarakat memiliki kemampuan untuk berproduksi secara optimal.
Kedua paket kebijakan tersebut harus diberikan secara simultan, karena jika salah satu jenis saja yang diberikan, kebijakanone-shot stimulus hasilnya akan kurang maksimal untuk menciptakan masyarakat yang makmurdan mandiri.
Jika masyarakat hanya diberikan insentif untuk mendukung fisiknya agar bekerja secara optimal namun tidak diikuti dengan peningkatan produktivitas, maka pendapatan penduduk akan stagnan di angka yang rendah.
Pendapatan yang dimiliki tidak cukup untuk menunjang dirinya untuk bekerja secara optimal dan pada akhirnya penduduk akan kembali bergantung pada bantuan pemerintah.
Jika pemerintah hanya memberikan sarana untuk meningkatkan produktivitas tanpa mengoptimalkan sumber daya manusia, masyarakat tidak cukup memadai secara fisik dan pikiran untukmemanfaatkan sarana tersebut untuk berproduksi sehingga produktivitas tidak meningkat.
Salah satu alasan kenapa insentif perludiberikan hanya sekali, karena permasalahan yang terjadi di daerah tertinggal di Indonesia adalah adanya ketergantungan terhadap bantuan dari pemerintah.
Sebagian daerah malah tidak ingin lepas dari status daerah tertinggal karena hal itu berarti tidak ada lagi tambahan bantuan pemerintahke daerah tersebut.
Melihat hal tersebut, kebijakanone-shot stimulusini diharapkan lebih efektif mendorong masyarakat untuk keluar dari jerat kemiskinan secara mandiri.
Beberapa hal yang perlu dilakukan pemerintah setelah stimulus diberikan adalah menciptakan sistem, seperti menciptakan pasar guna menampung hasil produksi para penduduk dan bagaimana mendistribusikannya. Selain pasar, pemerintah juga perlu menyediakan bank sebagai sarana pendukung sektor keuangan daerah.
Berbagai sistem tersebut perlu dikenalkan secara bertahap untuk membawa masyarakat daerah tertinggal menuju daerah yang modern.
Pemerintah Indonesia sebenarnya sudah melakukan berbagai upaya untuk mempercepat pembangunan di daerah tertinggal.
Salah satunya adalah dengan diluncurkannya kebijakan dana desa yang diharapkan dapat menggerakkan geliat ekonomi di pedesaan.
Dana desa tersebut dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah dan daerah sebagai stimulus jangka pendek seperti yang diterapkan di Sauri yaitu untuk meningkatkan produktivitas masyarakat Dalam jangka panjang, kebijakan tersebut perlu diikuti dengan pembangunan infrastruktur yang sekarang memang sedang digalakkan oleh pemerintah.
Berbagai proyek semisal pembangunan pelabuhan dan tol laut akan membantu dalam pendistribusian produk yang dihasilkanmasyarakat daerah tertinggal sekaligusmenyediakan berbagai sarana dan input untuk berproduksi.
Intinya, dengan diimbangi pembangunan infrastuktur yang merata diharapkan secara bertahap perekonomian masyarakat di daerah tertinggal akan menjadi lebih baik.